Pengamat komunikasi politik Univeristas Indonesia (UI) Ari Junaedi memastikan, saat ini apabila ada calon presiden yang paling potensial menang, tak lain adalah Joko Widodo (Jokowi). Tak heran kalau hampir semua Parpol mengincar Gubernur DKI Jakarta itu.
"Jokowi sangat potensial meraih dukungan anak muda dan masyarakat di Jawa, bahkan di luar Jawa. Kalau pemilih dari Jawa saja memilih mutlak Jokowi, otomatis mantan Wali Kota Solo itu bisa jadi presiden," kata Ari Junaedi.
Ditegaskan, jumlah penduduk Pulau Jawa sudah mencakup lebih 50 persen populasi pemilih. Kini, Jokowi juga ditawari ikut konvensi Demokrat. Bahkan, beberapa tokoh mulai mengincar Jokowi untuk sekedar jadi Cawapresnya.
Ada juga tawaran (Golkar) ke Jokowi untuk posisi Cawapres. Tawaran itu, Ari meyakini, tak masuk akal. Tawaran yang ia anggap hanya mendegradasi Jokowi dan PDIP.
"Ajakan ARB (Aburizal Bakrie) atau Prabowo Subianto yang ingin menggandeng Jokowi sebagai Cawapres sangat menggelikan. Selain nama Jokowi lebih punya nilai jual lebih tinggi, belum tentu PDIP menerima pinangan itu," ujarnya.
Sementara Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh P Daulay menilai konvensi yang akan digelar Partai Demokrat, bukan sesuatu luar biasa. Kalau konvensi digelar, pemenangnya juga belum tentu bisa melaju menjadi Capres.
Alasannya, sesuai UU Pilpres, dibutuhkan dukungan 20 persen suara di parlemen atau 25 persen perolehan suara nasional pada Pemilu legislatif, untuk bisa mengusung pasangan Capres-cawapres.
"Makanya, Capres pemenang konvensi sulit maju, jika perolehan suara Demokrat tidak mencapai angka tersebut," kata Saleh.
Apabila Demokrat hanya memperoleh 10-12 persen suara, untuk mengusung Capres hasil konvensi butuh dukungan partai lain. Koalisi diperlukan agar memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan UU. "Kendala yang akan muncul adalah, jika partai yang mau diajak koalisi juga memiliki Capres sendiri," tuturnya.
Apalagi, kalau realitas politik nanti menunjukkan perolehan suara partai yang akan diajak berkoalisi itu melebihi perolehan suara Demokrat.
"Pada kondisi seperti ini, Capres hasil konvensi belum tentu bisa maju jadi Capres. konvensi belum tentu bisa maju jadi Capres. Tawaran paling rasional adalah, jadi Cawapres dari Capres partai yang memperoleh suara lebih besar," jelasnya.
Sumber :
tribunnews.com
No comments:
Post a Comment