Hampir tak ada yang meragukan popularitas Joko Widodo sebagai calon presiden periode 2014-2019. Sebagai Gubernur DKI Jakarta, pria yang akrab disapa Jokowi ini mampu bersaing, bahkan merajai hasil jajak pendapat calon presiden yang dilakukan berbagai lembaga survei dengan sejumlah tokoh kaliber nasional.
Popularitas Jokowi yang tinggi itu tak jarang dimanfaatkan oleh tokoh lain. Sebab, bersanding dengan Jokowi dianggap mampu mendongkrak popularitas tokoh yang berada di sebelahnya. Namun begitu, anggapan tersebut tak berlaku untuk Iberamsjah.
Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia ini, popularitas Jokowi hanya bersifat pendek dan tak ada dasar kuat yang dapat membenarkan seorang tokoh mendompleng popularitas tersebut. Iberamsjah mengatakan, tokoh yang digadang-gadang akan maju sebagai calon presiden sebaiknya tak berharap tuah populer dari Jokowi. Pasalnya, hal itu hanya akan menunjukkan tokoh tersebut tak percaya diri, tak percaya pada kemampuannya, dan tak memiliki modal sebagai pemimpin nasional.
"Figur yang mendompleng popularitas dari jokowi itu tak punya harga diri, menyedihkan dan sangat tidak bagus," kata Iberamsjah saat dihubungi pada Minggu (28/7/2013) malam.
Segendang sepenarian, Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari juga memiliki anggapan yang sama. Menurutnya, para tokoh politik nasional tak perlu mendewakan Jokowi dalam pemilihan presiden mendatang. Hajriyanto menjelaskan, bobot politik Jokowi terus menanjak dan semakin tinggi karena terbentuk oleh keterpukauan tokoh politik nasional.
Baginya, hal ini menunjukkan bahwa tokoh politik nasional tidak memiliki paradigma politik yang kokoh karena subyektif mendewakan Jokowi. "Akhirnya Jokowi menjadi magnet politik yang justru dibentuk oleh keterpukauan mereka sendiri," kata Hajriyanto.
Seperti diketahui, sejumlah tokoh dan partai politik terus berusaha mendekati Jokowi dengan caranya masing-masing. Ada yang terang-terangan menyatakan minatnya, ada yang diam-diam, ada juga yang mengklaim. Beberapa partai yang sempat menyiratkan minatnya kepada Jokowi adalah Partai Demokrat, Gerindra, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sementara untuk tokoh, salah satu contohnya adalah Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra yang mengaku pernah berbicara dengan Jokowi untuk berpasangan dalam bursa calon presiden di 2014 walau pembicaraan itu belum mencapai titik temu karena Jokowi belum berbicara dengan internal PDI Perjuangan.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menyampaikan bahwa Jokowi menjadi bagian yang dipertimbangkan terkait pengusungan calon presiden di 2014. Hanya, hingga saat ini, Jokowi belum memberi keputusan terkait maju dalam pemilihan presiden. Berkali-kali dia menegaskan bahwa konsentrasinya saat ini adalah memperbaiki Jakarta menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sumber :
kompas.com
No comments:
Post a Comment